Berikut adalah sistematika desain penelitian yang saya dapat dari program studi saya dan silahkan teman-teman gunakan jika teman teman masih kebingungan
BAGIAN I RENCANA PENELITIAN
A. Latar Belakang
Penelitian dilakukan untuk memecahkan permasalahana pendidikan dan pembelajaran. Kemukakan secara jelas bahwa masalah yang diteliti merupakan sebuah masalah yang nyata terjadi di sekolah, dan diagnosis dilakukan oleh guru dan/atau tenaga kependidikan lainnya di sekolah. Masalah yang akan diteliti merupakan sebuah masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut.
Setelah diidentifikasi masalah penelitiannya, maka selanjutnya
perlu dianalisis dan dideskripsikan secara cermat akar penyebab dari masalah tersebut. Penting juga digambarkan situasi kolaboratif antar anggota peneliti dalam mencari masalah dan akar penyebab munculnya masalah tersebut. Prosedur yang digunakan dalam identifikasi masalah perlu dikemukakan secara jelas dan sistematis.
Untuk itu dalam penyusunan latar belakang dalam penelitian tindakan kelasada beberapa hal utama untuk menjadi perhatian, yaitu:
1. Latar belakang merupakan argumentasi teori tentang tindakan yang dipilih. Argumen akan lebih kuat apabila didukung oleh tindakan sejenis yang sudah pernah diterapkan pada penelitian terdahulu.
2. Uraian fakta-fakta penyebab masalah yang terjadi dikelas. Fakta tersebut ditunjukan dari hasil pengamatan atau pengukuran kemampuan siswa/mahasiswa.
3. Masalah yang diteliti adalah benar-benar masalah pembelajaran yang terjadi di sekolah. Umumnya didapat dari pengamatan dan diagnosis yang dilakukan guru atau tenaga kependidikan lain di
sekolah. Perlu dijelaskan pula proses atau kondisi yang terjadi.
4. Masalah yang akan diteliti merupakan suatu masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya, dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut.
5. Pada identifikasi masalah di atas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar penyebab dari masalah tersebut. Secara cermat dan sistematis, berikan alasan (argumentasi) untuk menarik kesimpulan tentang akar masalah itu
6. Uraikan alasan-alasan logis pentingnya penelitian tindakan dilakukan.
7. Uraikan dampak negatif apabila tindakan tidak segera dilakukan dan dampak positif setelah pelaksanaan tindakan.
8. Mengemukakan analisis kesenjangan, yakni membandingkan apa yang seharusnya (das sain) dengan apa yang ada (das sollen). Semua argumentasi perlu didasarkan pada pijakan yang kokoh (based on data). Dalam hal ini dapat berupa kutipan-kutipan
referensi, data sekunder, maupun data primer (misal hasil prasurvei).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan bagian terpenting dalam sebuah penelitian. Rumusan masalah berisi pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya akan dikaji melalui penelitian.
Rumusan masalah dapat disusun berdasarkan kajian dan analisis masalah yang terdapat dalam judul penelitian.
Perumusan Masalah, berisi rumusan masalah penelitian. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan PTK.
Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan dilakukan dan hasil positif yang diantisipasi dengan cara mengajukan indikator keberhasilan tindakan, cara pengukuran serta cara mengevaluasinya.
Beberapa petunjuk tersebut antara lain:
1. Masalah hendaknya dirumuskan secara jelas, dalam arti tidak mempunyai makna ganda dan pada umumnya dapat dituangkan dalam kalimat tanya (apakah, bagaimana dll)
2. Rumusan masalah hendaknya menunjukkan jenis tindakan yang akan dilakukan dan hubungannya dengan variabel lain;
3. Rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empirik, artinya dengan rumusan masalah itu memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan tersebut (operasional).
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas mencerminkan hasil yang ingin dicapai melalui penelitian tindakan.
Tujuan penelitian ditulis dengan kata-kata operasional yang dapat diukur keberhasilannya pada akhir penelitian.
Sejalan dengan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian ditulis dalam bentuk pernyataan umum isinya harus konsisten dengan pertanyaan namun isinya harus konsisten dengan pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah. Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan penelitian:
1. Rumusan tujuan penelitian yang diajukan hendaknya mampu memberikan gambaran
tentang apa yang akan dicapai setelah penelitian tersebut selesai dilakukan.
2. Uraian tujuan penelitian relevan dengan rumusan masalah.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian terapan sehingga hasil penelitian lebih banyak memberi manfaat praktis atau nyata.
Sasaran subjek yang memanfaatkan hasil penelitian disebutkan secara eksplisit misalnya siswa, guru, dan komponen pendidikan yang terkait di sekolah.
Rumusan manfaat penelitian hendaknya mampu memberikan gambaran bahwa hasil penelitian yang akan dicapai itu memiliki kontribusi terhadap perkembangan keilmuan dengan lingkup bidang ilmu yang dikaji dan atau memberikan jalan keluar terhadap upaya pemecahan permasalahan kehidupan nyata, baik kehidupan dalam bidang kerja maupun masyarakat, yang memerlukan pemikiran bidang ilmu yang dikaji.
Di samping tujuan PTK di atas, juga perlu diuraikan kemungkinan kemanfaatan penelitian.
Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh, khususnya bagi siswa, di samping bagi guru pelaksana PTK, bagi rekan-rekan guru lainnya serta bagi dosen LPTK sebagai
pendidik guru. Pengembangan ilmu, bukanlah prioritas dalam menetapkan tujuan PTK. Dua hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan manfaat penelitian:
1. Rumuskan manfaat penelitian secara jelas.
2. Uraian manfaat penelitian relevan dengan rumusan masalah penelitian dan tujuan penelitian
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Variabel Penelitian
Merumuskan variabel penelitian yang digunakan beserta aspek dan indikator penelitian.
Variabel yang diselidiki merupakan variabel-variabel penelitian yang dijadikan fokus utama untuk menjawab permasalahan yang dihadapi.
Variabel tersebut dapat berupa:
(1) variabel tindakan yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, interaksi belajar-mengajar, keterampilan bertanya, guru, gaya mengajar guru, cara belajar siswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas, dan sebagainya
(2) variabel hasil seperti rasa keingintahuan siswa, kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap terhadap pengalaman belajar yang
telah digelar melalui tindakan perbaikan dan sebagainya.
2. Definisi Operasional
Rumusan definisi operasional adalah definisi yang diangkat oleh peneliti dengan merujuk pada argumentasi dan atau indikator yang dikemukakan dilandasan teori. Menjelaskan variabel, aspek-aspek dan indikator penelitian yang digunakan.
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam PTK bukanlah hipotesis perbedaan atau hubungan antar variabel. Rumusan hipotesis tindakan memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan.
Contoh hipotesis tindakan “Jika, proses pemebelajaran memenuhi indikatot ketercapaian, maka terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika setelah diterapkan model pembelajaran kontekstual”.
G. Metodologi Penelitian
1. Metode, Bentuk dan Rancangan Penelitian
Peneliti menjelaskan jenis, bentuk dan rancangan penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian.
2. Subjek Penelitian
Uraikan kelas dan jumlah siswa yang menjadi sasaran PTK. Contoh: yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pontianak tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 35 orang (rincikan jumlah siswa laki-laki dan perempuan). Sumber data dalam PTK dapat meliputi Guru, Siswa, teman sejawat dan kolaborator.
3. Setting Penelitian
Berisi penjelasan tentang tempat dan waktu berlangsungnya penelitian. Contoh: Tempat penelitian dilaksanakan di Kelas VII SMP Negeri 1 Pontianak dalam pembelajaran PKn. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun pelajaran 2014/2015, yaitu bulan Januari 2015. Penentuan waktu mengacu pada kalender akademik sekolah karena PTK memerlukan beberapa siklus dalam proses pembelajaran yang efektif.
4. Prosedur Tindakan
PTK dilaksanakan dalam siklus. Setiap siklus berisi beberapa tahapan (tiga, empat atau lima tahapan) tergantung dari teori yang digunakan. Sebagai contoh setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi.
Siklus 1
a. Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK, antara lain:
1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa.
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
3) Membuat media pembelajaran dalam rangka implementasi PTK.
4) Uraikan alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka pemecahan masalah.
5) Membuat lembar kerja siswa.
6) Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK.
7) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan, yaitu deskripsi tindakan yangakan dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur tindakan yanag akan diterapkan.
c. Pengamatan atau observasi, yaitu prosedur perekaman data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan yang dirancang. Penggunaan instrumen yang telah disiapkan sebelumnya perlu diungkap secara rinci dan lugas termasuk cara perekamannya.
d. Analisis dan Refleksi yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar, personel yang akan dilibatkan serta kriteria dan rencana bagi tindakan siklus/daur berikutnya.
Siklus 1 dapat diteruskan ke siklus 2 (sesuai dengan hasil refleksi siklus 1):
Siklus 2
a. Perencanaan
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1.
b. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP hasil refleksi pada siklus 1.
c. Pengamatan atau Observasi
Tim Peneliti (Guru dan Kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran.
d. Refleksi
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menyusunan rencana untuk siklus ketiga (jika dilakukan).
Diteruskan ke siklus 3 (jika diperlukan sesuai dengan hasil refleksi siklus 2)
5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Bagian ini ditunjukkan dengan jelas jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan baik proses maupun dampak tindakan perbaikan yang dilakukan, yang akan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangberhasilan tindakan
perbaikan pembelajaran yang dicobakan.
Format data dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya.
Di samping itu teknik pengumpulan data yang diperlukan juga harus diuraikan dengan jelas seperti melalui pengamatan partisipatif, pembuatan jurnal harian, observasi aktivitas di kelas (termasuk berbagai kemungkinan format dan alat bantu rekam yang akan digunakan) penggambaran interaksi dalam kelas (analisis sosiometrik), pengukuran hasil belajar dengan berbagai prosedur asesmen dan sebagainya.
Selanjutnya dalam prosedur pengumpulan data PTK ini tidak boleh dilupakan bahwa sebagai pelaku PTK, para guru juga harus aktif sebagai pengumpul data, bukan semata-mata sebagai sumber data. Akhirnya semua teknik pengumpulan data yang digunakan harus mendapat penilaian kelayakan yang cermat dalam konteks PTK yang khas itu. Sebab meskipun mungkin saja memang menjanjikan mutu rekaman yang jauh lebih baik.
Penggunaan teknik perekaman data yang canggih dapat saja terganjal keras pada tahap tayang ulang dalam rangka analisis dan interpretasi data.
6. Teknik Analisis Data
Pada bagian ini peneliti mendeskripsikan teknik analisis data yang digunakan meliputi: analisis data dengan statistik deskriptif disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Analisis secara kualitatif dilakukan dengan cara mendeskripsikan informasi yang digunakan sebagai data selama pengumpulan data dan setelah data terkumpul. Analisis selama pengumpulan data meliputi: mengembangkan catatan lapangan.
7. Indikator Keberhasilan
Pada bagian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya untuk tindak perbaikan melalui PTK yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Indikator keberhasilan/kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu proses pembelajaran dikelas. Indikator keberhasilan/kinerja harus realistis dan dapat diukur. Contoh indikator kinerja:
a. Hasil belajar: 75% siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal. (akan lebih baik apabila indikator keberhasilan/kinerja mengacu kepada pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran.
b. Proses belajar: 75% siswa aktif dalam pembelajaran.
c. Proses belajar: 75% Proses Pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan perencanaan.
H. Jadwal Rencana Penelitian
Jadwal rencana penelitian merujuk pada prosedur penelitian. Jadwal disusun dalam bentuk tabel/bar chart dengan menampilkan waktu rencana penelitian.
BAGIAN II LANDASAN TEORI (MEMUAT INTI SARI JUDUL)
A. Deskripsi Teoritik Variabel
Pada bagian ini diuraikan landasan konseptual dalam arti teoritik yang digunakan peneliti dalam menentukan alternatif pemecahan masalah. Untuk keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti PTK sendiri yang relevan maupun
pelaku-pelaku PTK lain di samping terhadap teori-teori yang lazim hasil kajian kepustakaan.
Usahakan merujuk pustaka “terbaru”, relevan, dan asli (bukan megutip dari kutipan). Untuk bidang kajian tertentu (misalnya penelitian sejarah), mungkin aspek “relevan” dapat lebih ditonjolkan dari pada kemutakhiran sumber pustaka. Usahakan rujukan bersumber dari jurnal ilmiah.
Selain itu perlu diuraikan kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan mendasar usulan rancangan penelitian tindakan. Kemukakan juga teori, temuan dan bahan penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian tersebut.
Uraian ini digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian akhir dapat dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan indikator keberhasilan tindakan yang diharapkan/diantisipasi. Sebagai contoh, akan dilakukan PTK yang menerapkan model pembelajaran kontekstual sebagai jenis tindakannya. Pada kajian pustaka harus jelas dapat dikemukakan:
1. Bagaimana teori pembelajaran kontekstual, siapa saja tokoh-tokoh dibelakangnya, bagaimana sejarahnya,
apa yang spesifik dari teori tersebut, persyaratannya, dll.
2. Bagaimana bentuk tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori tersebut pada pembelajaran, strategi pembelajarannya, skenario pelaksanaannya, dll.
3. Bagaimana keterkaitan atau pengaruh penerapan model tersebut dengan perubahan yang diharapkan, atau terhadap masalah yang akan dipecahkan, hal ini hendaknya dapat dijabarkan dari berbagai hasil penelitian yang sesuai.
4. Bagaimana perkiraan hasil (hipotesis tindakan) dengan dilakukannya penerapan model di atas pada pembelajaran terhadap hal yang akan dipecahkan.
B. Kajian yang Relevan
Uraikan beberapa penelitian yang relevan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Penelitian yang relevan dapat bersumber dari buku, jurnal ilmiah, laporan penelitian (skripsi, tesis atau disertasi) atau prosiding.
DAFTAR PUSTAKA
a. Semua referensi yang dirujuk di teks dituliskan pada daftar pustaka.
b. Gunakan urutan abjad aama pengarang, tahun, judul tulisan, kota tempat terbit, dan penerbit!
c. Disarankan referensi berasal dari jurnal/prosiding nasional, nasioanl terakreditasi dan atau jurnal internasional.
Lampiran